limbah industri dapat mencemari sungai karena banyak mengandung
DaftarIsi ⇅. Pencemaran lingkungan adalah masuknya zat atau komponen lain ke dalam suatu lingkungan sehingga membuatnya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Seperti yang diungkapkan tim Kemdikbud (2017, hlm. 50) bahwa pencemaran lingkungan adalah segala sesuatu baik berupa bahan-bahan fisika maupun kimia yang dapat mengganggu
Banyakmasyarakat yang menentang tentang hal tersebut karena banyaknya yang merasakan dampak negatifnya. Akibatnya tidak hanya manusia saja tetapi juga pada makhluk hidup yang hidup di sungai maupun sekitar sungai. Limbah hasil industri yang dibuang dari pabrik bisa mencemari sungai dan badan air lainnya sehingga tercampur dengan bahan kimia.
Limbah limbah pabrik tersebut dapat mencemari tanah, air maupun udara yang pada akhirnya akan mencemari lingkungan (baca: fungsi lingkungan) yang menjadi tempat tinggal makhluk hidup. Padahal kita telah mengetahui bahwasannya pencemaran merupakan hal yang tidak baik dan dapat menyebabkan banyak dampak buruk. Dampak Pencemaran Limbah Pabrik
Limbahpertanian; Ketika sedang musim hama, para petani biasa menggunakan insektisida untuk melindungi tanaman- tanaman komoditi pertanian. Penggunaan beberapa jenis insektisida seperti dichloro diphenil trichonetan (DDT) yang berlebihan dapat menyebabkan pencemaran air.Jika limbah pertanian tersebut tidak diolah dan langsung dibuang ke sungai maka akan menyebabkan pencemaran sungai.
Limbahpadat tidak disarankan dibuang ke dalam air karena akan mencemari air dan dapat menyebabkan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya akan mati. Limbah B3 adalah sisa dari kegiatan industri yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun sebab sifatnya, konsentrasinya, atau jumlahnya. Limbah B3 dapat mencemari, merusak, dan
Vergebener Mann Will Sich Mit Mir Treffen. - Dalam peringatan hari sungai 27 Juli 2021, Badan Pusat Statistik BPS mencatat setidaknya 46 persen sungai di Indonesia berada dalam kondisi tercemar berat. Di Jakarta sendiri, National Geographic Maret, 2020 mencatat bahwa dari 57 persen sampah yang ada, 8,2 persennya merupakan limbah mengancam biota yang hidup di sepanjang aliran sungai, limbah yang mencemari sungai juga berbahaya bagi kesehatan. Mulai dari penyakit kulit, hingga potensi penyakit kanker, jika air yang tercemar dikonsumsi. Peduli akan lingkungan dan kesehatan, tim peneliti dari Universitas Pertamina terdorong untuk mencari inovasi mengatasinya. Baca juga 5 Sekolah Termahal di Indonesia, Intip Biaya Sekolah yang Harus Dibayar Tim peneliti yang diketuai oleh Nona Merry Merpati Mitan dan beranggotakan dosen serta mahasiswa dari Prodi Kimia, Teknik Kimia, Teknik Lingkungan dan Teknik Mesin, mengembangkan purwarupa pengolah limbah tekstil khususnya yang digunakan dalam industri batik skala rumah tahun 2019, tim peneliti berkesempatan mengunjungi kawasan industri batik skala rumah tangga di Kota Tasikmalaya. Pada kesempatan itu, tim berkesempatan mewawancarai beberapa pengrajin batik. Mereka mengatakan adanya kebutuhan akan pengolah limbah cair batik agar tetap dapat menjaga kualitas air di perairan. Atas dasar itulah, dikembangkan purwarupa pengolah limbah cair batik. Pengolah limbah cair batik yang digagas Merry dan tim, menggunakan teknik penyerapan dan koagulasi. Pengolah limbah ini merupakan teknologi tepat guna yang mudah digunakan oleh masyarakat pengrajin batik dan dapat menurunkan kadar kekeruhan air limbah. Baca juga 10 Pekerjaan yang Bakal Naik Daun di Indonesia 5 Tahun Mendatang
Bandung Barat - Aliran Sungai Citarum tepatnya di Kampung Cibingbin, Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat KBB tercemar oleh limbah yang dibuang sembarangan oleh pelaku pelak hal itu berdampak negatif pada warga setempat. Misalnya para petani yang harus mengalami gagal panen karena tanaman padi yang ditanam membusuk lalu mati akibat dialiri air yang bercampur Erwin 46, petani asal Kampung Cibingbin mengatakan pada musim tanam kali ini dipastikan gagal panen karena tanamannya tak bisa tumbuh sempurna akibat tercemar limbah industri. "Dampaknya dari limbah ke pertanian itu tanaman padi jadi busuk bawahnya, lalu mati. Ya pastinya gagal panen, mungkin masih ada sisa sedikit yang bisa diambil," ungkap Herman saat ditemui, Selasa 19/4/2022.Ia tersudutkan oleh keadaan. Kalaupun lahan pertaniannya dikeringkan menghindari pencemaran limbah hal itu sulit dilakukan mengingat padi merupakan jenis tanaman yang membutuhkan air agar bisa tumbuh sempurna."Sedangkan kondisi airnya begini tercemar limbah. Padahal air itu kita sedot dari sungai, memang kondisinya sudah tercemar jadi pasti membusuk tanamannya," ucap lagi dengan yang dilakukan teman-temannya sesama petani, mereka mengganti padi dengan tanaman jagung. Alih-alih bisa tumbuh sempurna, tanaman itu juga mengalami kegagalan karena tanahnya sudah bercampur limbah."Di sini banyak teman-teman saya ganti ke jagung, gagal juga karena tetap mati. Tanahnya kan tercemar juga karena disiram air sungai. Jadi boro-boro bisa untung, bisa balik modal saja sudah enggak mungkin," kata cuma petani, nestapa juga dirasakan penjala ikan di Sungai Citarum. Mereka tak lagi bisa mendapatkan banyak tangkapan karena ikan buruan mereka mati akibat keracunan limbah industri yang dibuang ke sungai."Banyak yang mati ikannya, bahkan ikan sapu-sapu saja yang terkenal kuat sama limbah juga mati. Jadi memang kondisinya sudah membahayakan," ucap Dadan penjala ikan di Sungai berharap ada solusi dari pemerintah untuk bisa mengatasi pencemaran limbah industri di wilayahnya. Hal itu juga agar ia tetap memiliki penghasilan dari menjala ikan di Sungai Citarum."Ya harus segera ada solusinya, karena kalau begini terus warga enggak bisa apa-apa. Mau bertani juga rugi terus mau menjala ikan enggak ada tangkapan," kata itu, Rosadi, aktivis lingkungan sekaligus tokoh masyarakat Desa Laksanamekar menyatakan telah melaporkan masalah ini ke Dinas Lingkungan Hidup DLH Kabupaten Bandung Barat. Rosadi menyebut laporan sudah diterima namun sama sekali belum ada tindaklanjutnya. Akhirnya pihaknya bakal mengambil inisiatif mendatangi langsung pihak industri yang bersangkutan."Karena dari Pemda KBB itu seperti setengah-setengah, enggak ada tindak lanjut, akhirnya kami mau minta mediasi dengan industri. Intinya kita ingin sama-sama enak, industri bisa berjalan dan kami warga juga tetap terjaga kesehatannya," ucap jika keinginan warga berkomunikasi dengan pihak pabrik tak mendapat sambutan, maka pihaknya bersama warga akan bertindak tegas dengan menutup saluran pembuangan tersebut."Kalau mengacu UU nomor 32 tahun 2009, bab 11 pasal 70 ayat 1, masyarakat itu punya kewenangan untuk mengadakan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup. Jadi kami juga punya kewenangan saat melihat ada pelanggaran seperti ini," kata RosadiSementara itu Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup pada DLH Bandung Barat Idad Saadudin mengatakan pihaknya telah menerima laporan dari warga terkait pencemaran limbah tersebut."Sudah terima laporannya, hari ini ada staf sayang 4 orang langsung cek ke lapangan bersama tim penegakan hukum gakkum. Nanti berita acaranya dibuat terkait temuan itu," tutur Idad saat dihubungi detikJabar. mso/bbn
Pencemaran yang terjadi di sungai ini telah melampaui batas maksimal pada daya tampung sungainya. Karena kondisi sungai yang sangat memprihatinkan seperti inilah yang akan menjadi tugas berat bagi masyarakat untuk memperbaiki dan memulihkan keadaan air pada sungai Citarum ini agar menjadi seperti sedia kala. Nyatanya, pencemaran yang diakibatkan oleh industri ini merupakan penyebab dari pencemaran yang mudah untuk diawasi karena kontribusi oleh industri sekitar ini memerlukan izin, sehingga sebenarnya dapat dicegah dan diawasi agar para pemiliki industri dapat mengelola terlebih dahulu sisa dari perindustriannya sampai menjadi aman jika di alirkan pada sungai. Hanya sekitar 20% industri di daerah aliran sungai Citarum yang mengelola limbahnya dengan baik, selebihnya langsung membuang sisa limbah mereka tanpa diolah terlebih dahulu dan langsung membuangnya ke sungai Citarum sehingga menyebabkan pencemaran ini. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah yang Tercampur oleh Bahan Berbahayadan Beracun B3Fifi Chaerani20160520079 Sungai memilki banyak manfaat bagi kehidupan manusia seperti contohnya untukkeperluan rumah tangga, mencuci, mandi serta keperluan lainnya. Kemudian jugaterdapat makhluk hidup lainnya yang hidup di dalam sungai yang dapat di konsumsisebagai memenuhi gizi bagi manusia. Tetapi kini air sungai sudah tidak begitu jernih,kebanyakan air sungai sekarang berwarna coklat bahkan ada yang sudah sampai berwarnahitam. Pencemaran air sungai ini diakibatkan oleh beberapa penyebab contohnyapencemaran yang berasal dari limbah rumah tangga yakni air bekas mencuci piringataupun air bekas mandi serta sisa makanan yang kita konsumsi setiap hari yang mengalirlangsung ke sungai. Kemudian disebabkan oleh limbah industri yang tidak ditanganisecara baik oleh pemiliknya yang membuang sisa-sisa industrinya langsung ke sungaipadahal kegiatan industri ini menjadi salah satu dampak yang membuat perubahan warnaair sunga menjadi keruh bahkan hitam karena cairan industri yang mengandung minyakbahkan kandungan ini dapat membahayakan kehidupan ikan di sungai. Selanjutnya yangdisebabkan oleh limbah pertanian pada saat musim hama, penggunaan beberapa jenis zatyang berlebihan untuk melindungi tanaman-tanaman petani dari para hama dapatmenyebabkan pencemaran pada air yang jika limbah dari pertanian itu tidak diolah dansecara langsung dibuang ke aliran sungai dapat menyebabkan pencemaran pada air sungaitersebut. Ada juga pencemaran yang disebabkan oleh pemukiman di pinggir sungai,warga yang tinggal di tepi sungai membuang sampah serta apa saja langsung ke aliransungai yang membuat sungai menjadi penuh dengan sampah yang kemudian membuatsungai menjadi pendangkalan lalu menyebabkan banjir pada musim hujan, banjir tersebutmembawa bakteri-bakteri yang dapat menimbulkan berbagai penyakit. Dan kemudianyang terakhir adalah pencemaran air sungai yang disebabkan oleh erupsi gunung merapiyakni karena material erupsi seperti batu, kerikil dan pasir yang biasanya terbawa kealiran air hujan ketika musim penghujan ke aliran sungai yang dekat dengan gunung,material ini dapat menimbulkan banjir bandang yang airnya berlumpur dan juga sangatkeruh. Dampak dari pencemaran air sungai sangat berpengaruh besar bagi kehidupan kitasebagai manusia yakni akan terjadinya banjir air sungai, timbulnya bermacam-macampenyakit, sungai juga menjadi kumuh, kita akan kekurangan air bersih, serta akanmembahayakan kehidupan ikan yang hidup di sungai. Tetapi kita juga memiliki cara agarmengatasi pencemaran sungai tersebut seperti misalnya kita memberikan pendidikankepada masyarakat untuk selalu melindungi dan menjaga kebersihan sungai, mengelolalimbah secara baik agar tidak langsung dialirkan ke sungai, tidak membuat bangunan dipinggir sungai, kita juga harus menanam pohon di pinggir sungai agar tidak terjadi erosisungai, kita juga harus membuat aturan tentang pelarangan membuang sampah danlimbah secara langsung ke sungai, serta yang paling penting adalah kesadaran dari dalamdiri kita sendiri agar terus menjaga dan melindungi sungai agar tidak tercemar dan jugapemerintah harus bertindak secara tegas kepada masyarakat yang membuang sampahsecara sembarangan ke sungai dan pemilik industri yang tidak mengelola limbanya secarabaik sehingga mengakibatkan pencemaran pada air sungai. Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang pengelolaan Limbah BahanBerbahaya dan Beracun mendefinisikan Bahan Berbahaya dan Beracun B3 sebagai zat,energi, dan komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, atau jumlahnya, baik secaralangsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan atau merusak lingkungan juga dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidupmanusia dan makhluk hidup lainnya. Limbah B3 ini bisa menimbulkan dampak yang negatif dan akumulatif, kadarnya jugaakan semakin meningkat. Beberapa pihak yang belum menyadari jika limbah yang telahdihasilkan yakni adalah limbah B3 sehingga penanggulangan limbah B3 ini hanyterpusatkan pada sektor industri. Sungai Citarum adalah salah satu sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi JawaBarat serta menjadi salah satu sungai yang tingkat ketercemarannya tertinggi di dunia dansangat mempengaruhi kehidupan penduduknya untuk memenuhi kebutuhan rumah tanggabahkan untuk lahan pertanian. Kini telah berdiri sekiranya 500 pabrik di sekitar SungaiCitarum yang limbahnya secara langsung mengalir ke Sungai Citarum tanpa pengawasandari pihak yang berwenang. Di Sungai Citarum banyak pula ditemukan bahan-bahankimia berbahaya dan beracun seperti contohnya ditemukan sejumlah logam berat. SungaiCitarum adalah salah sungai yang termasuk di dalam tiga waduk kaskade yang mempunyai masalah terhadap aliran air sungai yang tercemari oleh bahan berbahaya danberacun. Penyebab utamanya yakni dari aktivitas industri dan domestik. Sungai Citarum ini menjadi salah satu sungai yang paling tercemar di dunia. Kinisungai Citarum telah menjadi tempat yang membahayakan bagi masyarakat sekitarnyakarena air yang mengalir di sungainya telah tercemar oleh limbah yang beracun danberbahaya. Penyebab utama dari pencemaran pada sungai Citarum ini yakni berasal darilimbah industri dengan lebih dari industri besar yang tidak mengelola limbahnyadengan baik yang langsung dialirkan ke sungai Citarum ini. Pencemaran yang terjadi di sungai ini telah melampaui batas maksimal pada dayatampung sungainya. Karena kondisi sungaiyang sangat memprihatinkan seperti inilahyang akan menjadi tugas berat bagi masyarakat untuk memperbaikin dan memulihkankeadaan air pada sungai Citarum ini agar menjadi seperti sedia kala. Nyatanya,pencemaran yang diakibatkan oleh industri ini merupakan penyebab dari pencemaranyang mudah untuk diawasi karena kontribusi oleh industri sekitar ini memerlukan izin,sehingga sebenarnya dapat dicegah dan diawasi agar para pemiliki industri dapatmengelola terlebih dahulu sisa dari perindustriannya sampai menjadi aman jika di alirkanpada sungai. Hanya sekitar 20% industri di daerah aliran sungai Citarum yang mengelolalimbahnya dengan baik, selebihnya langsung membuang sisa limbah mereka tanpa diolahterlebih dahulu dan langsung membuangnya ke sungai Citarum sehingga menyebabkanpencemaran ini. Beberapa dari dampak pembuangan limbah berbahaya ini sangat jelas akan merugikanbagi masyarakat yang tinggal di daerah sungai, mereka akan mencium bau yang tidakenak hingga bedampak pada kualitas pada sektor pertanian yang mengairi lahannya darialiran sungai ini karen lahan pertanian di sekitar sungai ini menggunakan air dari anaksungai Citarum secara langsung. Masyarakat juga berpotensi terserang penyakit kulit danpenyakit pada saluran pernapasan karena terhirup zat dari bahan beracun yang terkandungdalam sungai yang telah tercemari itu. Tahun 2016 lalu sebuah organisasi independent yang bergerak dalam aksi lingkunganmengatakan bahwa dampak kerugian ekonomi akibat dari sungai Citarum yang tercemarselama beberapa tahun mendekati total economic valuation yakni sebesar atau kurang lebih 11,4 triliuin. Akibat dari pencemaran ini wargasekitar berpendapat bahwa turunnya kualitas air sehingga para warga membeli air untuk di konsumsi. Dapat dilihat dari kerugian ekonomi yang diakibat dari pencemaran sungaiCitarum ini karena kurangnya pengawasan dari para penegak hukum dan juga kurangefektifnya pemerintah Indonesia dalam pencegahan terhadap pencemaran bahan kimiayang berbahaya dan beracun dari industri ke dalam lingkungan masyarakat. Dan jugadapat dilihat bahwa masih banyaknya industri yang tidak bertanggung jawab terhadaplimbah yang dihasilkannya. Aktivitas yang diakibat oleh pabrik-pabrik yang berdiri di sekitaran Sungai telahmenjadi buah simalakama bagi masyarakat sekitar. Sebab banyaknya industri yang tidakmengelola limbahnya dengan baik dan benar sedangkan masyrakat menggunakan airsungai untuk kebutuhan rumah tangga, irigasi, dan peternakan yang jika air sungaiterkontaminasi zat beracun akan sangat fatal bagi penggunanya. Seharusnya pemilikpabrik mampu mengelola limbah yang dihasilkan oleh industri yang dimilikinya sertapemerintah seharusnya dapat memberikan sanksi terhadap industri yang tidak mengelolalimbahnya dengan baik. Dalam menangani kasus ini sangat dibutuhkan peran dari pemerintah untuk mencegahterjadinya pencemaran pada air sungai lagi. Ada pula beberapa tahapan yang harusdiperbaiki oleh pemerintah agar menstabilkan tata kelola pada limbah perindustrian yakniyang pertama pemerintah harus melakukan audit lingkunga secara menyeluruh terhadapaliran sungai Citarum guna mengetahui sumber apa saja yang menjadi penyebabtercemarnya air sungai tersebut, dan juga kewajiban dari pemerintah pusat, provinsi sertapemerintah kabupaten/kota yang sepenuhnya belum dijalankan. Tetapi peran dari masyarakat sendiri sangat amat dibutuhkan untuk menegur secaralangsung para pelaku industri yang secara langsung membuang limbah industrinya kealiran sungai tanpa mengelolanya terlebih dahulu agar tidak membuang limbahnya secarasembarangan karena dapat membahayakan masyarakat sekitar dan juga hewan hidup didalam sungai tersebut. Pada Agustus tahun 2018 lalu, Polres Karawang dan Komando Distrik MiliterKarawang menutup saluran bagi limbah Usaha Dagang miliki Arka Sinar Karawangkarena perusahaan tersebut menggunakan oli bekas dan membuang limbahnya ke SungaiCitarum. Para aparat mengecor pipa pembuangan yang dibuat oleh pemilik perusahaanyang mengalir langsung ke arah Sungai Citarum untuk membuang limbah dari sisaperusahaan tersebut. Kapolres Karawang berharap setelah para aparat menutup saluran tersebut, pihak dari perusahaan Arka Sina Karawang tidak lagi membuang limbahnya keSungai Citarum, hal itu menjadi peringatan dari Kapolres Karawang. Pipa tersebutdipasang secara diam-diam oleh pihak perusahaan melalui dalam tanah yang secaralangsung mengalir ke Sungai Citarum tetapi kejahatan lingkungan tersebut diketahui olehwarga sekitar karena warga mencium bau tidak sedap dari arah belakang pabrik, tidakhanya itu beberapa warga ada yang terserang penyakit kulit karena dampak daritercemarnya air sungai ini. Sejak beberapa tahun belaknagan para pemerintah Provinsi Jawa Barat telah banyakmelakukan upaya untuk memulihkan Sungai Citarum. Di tahun 200-2003 pemerintahmembuat program “Citarum Bergetar” yang memiliki fokus pada pengendalianpencemaran. Kemudian pada tahun 2013 pemerintah membuat program kembali bernama“Citarum Bestari” yang berfokus pada air Citarum layak minum. Tetapi program tersebutgagal dilaksanakan. Kemudian kini adapula program baru yang dibuat pemerintah sejaktahun 2018, program tersebut bernama “Citarum Harum”. Pada program ini cukupbanyak antusian masyarakat yang ingin membantu. Walaupun belum ada data yangmemperlihatkan bahwa tingkat pencemaran Sungai Citarum berkurang setidaknyabeberapa bagian sungai sudah dapat digunakan untuk beberapa kegiatan. Pada program Citarum Harum ini para aparat negara bekerjasama dengan masyarkatsetempat untuk menanam 125 juta pohon di sekitaran Sungai Citarum. Hingga kini telahmencapai 1,4 juta pohon yang telah ditanam di sekitaran Sungai Citarum. Adapulakendala dari program ini, salah satunya terkendala koordinasi karena program ini banyakmelibatkan kementrian dan lembaga sehingga Gubernur Provinsi Jawa Barat membentukkantor bagi Satgas Citarum dibeberapa tempat agar semua pihak dapat berkoordinasi satusama lain dengan baik. Daftar PustakaBukit, N. T., & Yusuf, I. A. 2002. Beban pencemaran limbah industri dan status kualitas air sungai Citarum. Jurnal Teknologi Lingkungan, 32, E. 2010. Evaluasi Kemampuan Pulih Diri Oksigen Terlarut Air Sungai Citarum Hulu. Jurnal Limnotek, 171, D., Roosmini, D., Pradono, P., & Sabar, A. 2013. Diferensiasi Sumber Pencemar Sungai Menggunakan Pendekatan Metode Indeks Pencemaran IPStudi Kasus Hulu DAS Citarum. RISET Geologi dan Pertambangan, 231, Y. 2012. Distribusi kandungan logam berat Pb dan Cd pada kolom air dan sedimen daerah aliran Sungai Citarum Hulu. Jurnal Perikanan Kelautan, 33.Salim, H. 2002. Beban Pencemaran Limbah Domestik dan Pertanian di DAS Citarum Teknologi Lingkungan, 32, N. 2002. Pengelolaan DAS Citarum berkelanjutan. Jurnal Teknologi Lingkungan, 32, 82-91. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
MALANG, - Limbah domestik dan limbah industri masih menjadi penyebab utama terjadinya pencemaran air di sepanjang aliran Sungai Brantas. Oleh karenanya, air yang melintas di kawasan perkotaan dan kawasan industri kualitasnya akan menurun. Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama Perum Jasa Tirta I, Raymond Valiant Ruritan. Menurut dia, salah satu limbah domestik yang cukup berbahaya adalah pemakaian deterjen. Selain itu, pemakaian pestisida juga berpengaruh besar terhadap pencemaran air. "Pemakaian deterjen tentu saja menyebabkan air mengandung banyak sekali ikatan hidrokarbon. Pemakaian pestisida kita tahu bisa mematikan bila terakumulasi," kata Raymond, Jumat 19/1/2018 di Kota Malang. Kendati demikian, Raymond menyebutkan bahwa kualitas air di sepanjang aliran Sungai Brantas stagnan dalam kurun waktu terakhir ini, yaitu tidak bertambah buruk dan tidak bertambah bagus. "Kita bisa katakan kualitas air tidak menjadi lebih buruk belakangan ini," jelasnya. Dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan studi terhadap pencemaran air yang terjadi di sepanjangan aliran Sungai Brantas. Kajian itu untuk mengukur penyebab pencemaran itu juga 300 Kg Sampah Popok Bayi Diangkat dari Sungai Brantas Pada tahun 2000, sebuah studi menyebutkan bahwa pencemaran yang disebabkan oleh limbah domestik sebesar 60 persen. Sisanya, sebesar 40 persen berasal dari limbah industri. "Ada studi yang dilakukan sekitar tahun 2000 yang menyatakan bahwa 60 persen beban limbah yang masuk ke dalam sungai merupakan limbah domestik. 40 persen saja yang berasa dari industri, itu di bagian hulu Sungai Brantas," ujar Raymond. Dalam studi nanti, pihaknya akan kembali mengukur persentase besaran limbah yang masuk ke sungai. Studi itu akan melibatkan akademisi dari perguruan tinggi. "Kami Perum Jasa Tirta akan melakukan kajian ulang untuk mengetahui apakah beban limbah yang masuk ke sungai masih sebagian besar berasal dari rumah tangga atau sudah bergeser ke arah industri. Ini akan kami lakukan pada 2018 ini," ungkapnya. Kompas TV Tim gabungan Datacemen Polisi Militer 3 Cirebon, Kodim 0620 dan Polres Cirebon bersama masyarakat, kembali menemukan 7 buah gudang penyimpanan limbah medis. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Apakah Anda tahu bahwa air cucian limbah industri dapat menghasilkan cuan?Selama ini, kita tahu bahwa volume air limbah industri yang besar dapat mengakibatkan permasalahan lingkungan. Hal tersebut dikarenakan, air limbah industri mengandung fosfat dan zat anorganik lainnya seperti natrium, kalium, sulfat, dan klorida Fees et al., 2023. Fosfat ini merupakan kandungan yang paling banyak ditemukan pada limbah air cucian industri. Fosfat yang dibuang ke lingkungan secara terus menerus dalam kadar yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan alga. Pertumbuhan alga yang tidak terkendali dapat menghambat masuknya sinar matahari ke perairan dan mengakibatkan jumlah oksigen terlarut dalam air berkurang sehingga berdampak pada kematian spesies air seperti ikan. Dibalik dampak negatif tersebut, limbah air cucian industri memiliki potensi untuk menghasilkan produk yang bermanfaat hingga dapat menghasilkan cuan. Limbah air cucian industri yang mengandung Fosfat dapat di daur ulang menggunakan prinsip bioteknologi dengan memanfaatkan makhluk dengan ukuran sangat kecil yang disebut mikroba. Mikroba tersebut berasal dari kelompok jamur bersel tunggal atau sering dikenal sebagai ragi. Mikroba tersebut ialah Saccharomyces cerevisiae. Ia dapat memanfaatkan air limbah cucian industri menjadi produk yang lebih bermanfaat seperti pupuk dengan menghasilkan polifosfat yang berkelanjutan. Proses untuk menghasilkan polifosfat menggunakan prinsip bioteknologi melalui dua proses utama yaitu fermentasi dan pemrosesan hilir. Pada metode fermentasi, organisme yang digunakan yaitu Saccharomyces cerevisiae alasannya karena mikroba tersebut memiliki kemampuan memperbanyak diri yang cepat, bersifat stabil dan adaptif. Selain itu, sudah ada kultivasi yang kuat dan protokol ekstraksi yang baik untuk itu. Sebagai langkah pertama dari dua langkah inkubasi yang ada, Saccharomyces cerevisiae didiamkan terlebih dahulu dalam media sintetik yang mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan kecuali i Fosfat. Selanjutnya, Saccharomyces cerevisiae diberikan magnesium serta glukosa untuk mengambil fosfat tersebut dari limbah air pencuci. Proses lain dari pengolahan air limbah industri ternyata ada yaitu downstream processing atau yang disebut pemrosesan hilir. Pemrosesan hilir merupakan proses pengolahan limbah dengan cara penghancuran atau penghilangan kontaminan dengan bantuan mikroorganisme Kalsum et al., 2011.. Tujuan utama pemrosesan hilir ini yaitu untuk mengurangi bahan organik biodegradable yang berasal dari air limbah ke tingkat yang dapat diterima sesuai dengan ambang batas yang telah ditentukan. Proses yang dikembangkan dalam mendaur ulang air limbah industri yang mengandung fosfat inilah menjadi natrium polifosfat murni. Pertukaran ion tersebut memiliki keuntungan salah satunya yaitu untuk memperkaya produk yang dihasilkan dari kedua proses tersebut berupa Bio-Polyp. Berbeda dengan polyp yang dihasilkan secara kimiawi yang bergantung pada i murni, produk ini dinilai lebih ramah lingkungan karena pada proses produksinya menggunakan mikroba Saccharomyces cerevisiae untuk memanfaatkan fosfat yang tidak terpakai. Selain itu, pada Bio-Polyp yang dihasilkan tidak terdapat elemen beracun. hanya mengambil i dari air cucian, sedangkan unsur beracun dan logam berat termasuk kadmium dan timbal tetap berada di air cucian. Namun, proses ini tidak sepenuhnya menghilangkan fosfat dari limbah air cucian karena ditemukan Ca 20% dari fosfat yang digunakan tetap berada pada banyak orang yang menyadari potensi dari air limbah industri yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Saccharomyces cerevisiae dapat digunakan untuk mendaur ulang fosfat yang ada di dalam air limbah industri untuk menghasilkan pupuk dalam bentuk natrium polifosfat yang mana dapat diperjualbelikan dan menghasilkan cuan. Potensi ini dapat dikembangakan untuk produksi pupuk yang berkelanjutan. Selain itu, pemanfaatan ini juga menjadi salah satu upaya pencegahan terjadinya pencemaran lingkungan yang dapat membahayakan organisme perairan akibat nutrisi berlebih. Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
limbah industri dapat mencemari sungai karena banyak mengandung